Setelah Menteri Desa PDT resmi menetapkan hasil pendataan Indeks Desa Tahun 2025, para Tenaga Pendamping Profesional (TPP) se-Daerah Istimewa Yogyakarta langsung bergerak cepat. Mereka berkumpul dalam sebuah forum strategis untuk mengurai makna di balik angka-angka Indeks Desa, mencari pola, serta menyiapkan arah intervensi untuk tahun berikutnya.
Forum bertajuk Bedah Indeks Desa ini diprakarsai oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMKKPS) DIY sebagai bagian dari agenda besar reformasi pemberdayaan masyarakat Kalurahan. Kegiatan berlangsung pada Rabu, 19 November 2025, di Hotel Cakra Kembang, dan menyedot perhatian tak kurang dari 120 pendamping yang terdiri dari jajaran TAPM, Pendamping Desa, hingga Pendamping Lokal Desa (PLD).
Tidak hanya itu, perwakilan Dinas PMD Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul turut hadir, menandai komitmen kuat lintas kabupaten dalam menyelaraskan kebijakan pembangunan desa.
Agenda ini berfokus pada dua hal:
- Membaca lebih dalam hasil pendataan Indeks Desa, sehingga pemerintah daerah dan pemerintah kalurahan dapat merumuskan intervensi yang tepat sasaran.
- Menyiapkan kerangka pendataan Tahun 2026, agar prosesnya semakin berkualitas dan berkelanjutan.
Menambah bobot acara, hadir pula Direktur Advokasi dan Kerjasama Desa Kementerian Desa PDT sebagai narasumber utama, didampingi penelaah ahli dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY. Kombinasi keduanya menghadirkan perspektif yang komprehensif, baik dari aspek kebijakan nasional maupun metodologi statistik.
Dalam paparannya, Dr. Dwi Rudi Hartoyo, Direktur Advokasi dan Kerjasama Desa Kementerian Desa PDT menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah DIY dan seluruh tenaga pendamping desa. Ia menyebut bahwa DIY menjadi salah satu provinsi dengan progres pendataan terbaik, bahkan menjadi rujukan nasional. Banyak kisah sukses yang muncul dari desa-desa di Yogyakarta, ditandai dengan capaian status Mandiri yang mendominasi, dan hanya delapan desa yang tersisa di kategori Maju.
“DIY selalu punya cerita baik dalam pendataan desa. Ini potensi besar untuk mendorong inovasi pemberdayaan di tingkat lokal,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, TPP DIY berharap dapat melangkah lebih terarah dalam mendampingi desa, memanfaatkan data sebagai pijakan utama, dan memastikan pembangunan desa berjalan lebih presisi.

0 Komentar