Jumat Sore, 7 November 2025, suasana RM Klangenan Yogyakarta tampak lebih hidup dari biasanya. Di salah satu ruang pertemuannya, para pejabat Dinas PMK KPS Provinsi, Kordinator Provinsi TPP DIY, dan perwakilan TAPM dari seluruh kabupaten se-DIY berkumpul dalam sebuah forum yang terasa hangat namun penuh keseriusan. Mereka hadir untuk satu tujuan besar: membangun sinergi dan kolaborasi dalam percepatan pencapaian target Reformasi Kalurahan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMK2PS DIY) memulai pertemuan dengan menyampaikan gagasan besar yang ingin diwujudkan. Reformasi Kalurahan bukan sekadar program rutin, ia adalah misi strategis Gubernur DIY yang tertuang dalam RPJMD 2022–2027. Untuk mencapainya, Dinas menyadari bahwa kerja bersama dengan Tenaga Pendamping Profesional (TPP) adalah kunci.
Percakapan pun mengalir mengenai bagaimana sinergi dan kolaborasi itu akan diwujudkan. Salah satu fokus utama adalah menyatukan arah penganggaran antara Dana Keistimewaan dan Dana Desa agar program tidak tumpang tindih. Ada pula pembahasan mengenai target Kalurahan Mandiri, sebuah cita-cita yang menuntut data Indeks Desa digunakan sebagai kompas dalam perencanaan pembangunan kalurahan.
Tak berhenti di situ, forum juga menyoroti pentingnya memperkuat kelembagaan ekonomi lokal seperti BUMKal dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Targetnya cukup ambisius: semua kalurahan di DIY harus memiliki BUMKal yang aktif beroperasi dan mampu menjadi tulang punggung ekonomi kalurahan.
Di tengah diskusi, Aris Nurkholis, perwakilan TAPM Kabupaten Gunungkidul, mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pandangannya. Dengan nada optimis, ia menegaskan bahwa TAPM menyambut baik ajakan kolaborasi dan sinergi dari Dinas PMK KPS DIY. Baginya, arah Reformasi Kalurahan sejalan dengan tugas TPP sesuai Juknis Kepmendes 294 Tahun 2025, sebuah titik temu penting yang membuat kerja sama ini semakin realistis dan saling menguatkan.
Rapat koordinasi hari itu lebih dari sekadar pertemuan teknis. Ia menjadi ruang temu gagasan, harapan, dan komitmen para pendamping dan pemangku kebijakan untuk mewujudkan perubahan di tingkat kalurahan. Saat peserta mulai meninggalkan ruangan menjelang siang, suasana yang tertinggal adalah keyakinan bersama bahwa sinergi ini akan membawa Reformasi Kalurahan melangkah lebih cepat dan lebih terarah di seluruh wilayah DIY.
.png)
0 Komentar